Base Transceiver Station (BTS) adalah bagian dari network element GSM
yang berhubungan langsung dengan Mobile Station (MS). BTS berhubungan
dengan MS melalui air-interface dan berhubungan dengan BSC dengan
menggunakan A-bis interface. BTS berfungsi sebagai pengirim dan penerima
(transciver) sinyal komunikasi dari/ke MS serta menghubungkan MS dengan
network element lain dalam jaringan GSM (BSC, MSC, SMS, IN, dsb) dengan
menggunakan radio interface. Secara hirarki, BTS akan terhubung ke BSC,
dalam hal ini sebuah BSC akan mengontrol kerja beberapa BTS yang berada
di bawahnya. Karena fungsinya sebagai transceiver, maka bentuk pisik
sebuah BTS pada umumnya berupa tower dengan dilengkapi antena sebagai
transceiver, dan perangkatnya. Sebuah BTS dapat mecover area sejauh 35
km (hal ini sesuai dengan nilai maksimum dari Timing Advance (TA)).
Fungsi dasar BTS adalah sebagai Radio Resource Management, yaitu
melakukan fungsi-fungsi yang terkait dengan :
- meng-asign channel ke MS pada saat MS akan melakukan pembangunan hubungan.
- menerima dan mengirimkan sinyal dari dan ke MS, juga mengirimkan/menerima sinyal dengan frekwensi yang berbeda-beda dengan hanya menggunakan satu antena yang sama.
- mengontrol power yang di transmisikan ke MS.
- Ikut mengontrol proces handover.
- Frequency hopping
Gambar di bawah ini menunjukan blok diagram sebuah BTS dengan sebuah TRX.
1.
Module Transmitter/Receiver : Module ini berfungsi untuk menerima dan
mengirimkan signal dari/ke MS dan dari/ke BSC. Proces-proces digital
sinyal processing seperti modulasi dan demodulasi juga dilakukan di
modul ini.
2. Module Operation dan Maintenance (O&M) : Module ini
paling tidak terdiri dari sebuah central unit yang mengatur kerja
seluruh perangkat BTS. Untuk tujuan penaturan kerja ini, module ini
dihubungkan dengan BSC dengan menggunakan channel O&M. Hal ini
menagakibatkan module O&M dapat memproces command yang diberikan
dari BSC atau dari MSC dan melaporkan hasilnya. Module O&M juga
memiliki sebuah Human Machine Interface (HMI) yang memungkinkan petugas
untuk melakukan maintenance dan control BTS secara lokal (tanpa melalui
BSC atau MSC).
3. Module Clock : Module ini sebenarnya termasuk
bagian dari module O&M. Fungsi module ini adalah sebagai module yang
men-generate dan mendistribusikan clock. Walaupun lebih banyak
keuntungannya bila menggunakan reference clock dari sinyal PCM pada
A-bis interface, tapi penggunaan internal clock di BTS adalah sebuah
keharusan (mandatory), hal ini khususnya diperlukan bila sebuah BTS
harus di-restart dalam kondisi standalone (tanpa koneksi ke BSC) atau
ketika terjadi link failure yang mengakibatkan clock PCM-nya tidak
tersedia.
4. Filter Input & Output : Module ini terdiri dari
filter input dan filter output yang fungsinya untuk membatasi bandwidth
sinyal yang diterima dan ditarnsmisikan oleh BTS. Filter input pada
dasarnya adalah sebuah wideband filter yang non-adjustable (tidak dapat
diatur-atur). Artinya pada arah uplink (dari MS ke BTS) filter input ini
akan menerima dan melewatkan semua sinyal yang berada dalam rentang
frekwensi GSM, baik itu frekwensi GSM 900, DCS 1800, ataupun PCS 1900.
Berbeda dengan filter output yang berkerja pada arah downlink (dari BTS
ke MS). Filter output adalah sebuah filter wideband yang adjustable,
dimana filter ini akan membatasi bandwidth sinyal yang ditansmisikan
oleh BTS dalam rentang 200 kHz. Filter output juga dapat mengatur besar
frekwensi yang akan digunakan oleh BTS untuk men-transmisikan sinyal ke
MS. Perubahan besarnya frekwensi yang digunakna ini dapat dilakukan
melalui module O&M.
Sumber: http://mobileindonesia.net/
Pengertian BTS?